KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah Metabolisme Dan
Anabolisme ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan juga kami
berterima kasih pada Ibu Kamrianti Ramli,S.Pd,M.Pd selaku Dosen mata kuliah
Biologi Umum yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat
kekurangan-kekurangan dan jauh dari
apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya Makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan di masa depan.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya Makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan di masa depan.
Kajuara, November 2013
Penyusun
KLP VI
DAFTAR
ISI
1.KATA
PENGANTAR…………………………………………………(1)
2.DAFTAR ISI……………………………………………………….......(2)
2.DAFTAR ISI……………………………………………………….......(2)
3.BAB 1 PENDAHULUAN
A.Latar Belakang……………………………………………….(3)
B.Rumusan Masalah……………………………………………(3)
C.Tujuan Penulisan………………………………………….....(3)
D.Manfaat
Penulisan…………………………………………..(3)
3.BAB II PEMBAHASAN
1.Metabolisme…………………………………………………..(4)
2.Anabolisme…………………………………………………...(16)
4.BAB III KESIMPULAN……………………………………………..(25)
5.Daftar Pustaka………………………………………………………..(26)
3.BAB II PEMBAHASAN
1.Metabolisme…………………………………………………..(4)
2.Anabolisme…………………………………………………...(16)
4.BAB III KESIMPULAN……………………………………………..(25)
5.Daftar Pustaka………………………………………………………..(26)
METABOLISME=ANABOLISME
BAB
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metabolisme
sel adalah proses-proses pengubahan biokamis yang terjadi di dalam sel dan
dapat di bedakan menjadi anabolisme atau penyusunan dan katabolisme atau
penguraian.
Metabolisme
merupakan modifikasi senyawa kimia secara biokimia di dalam organisme
dan sel. Metabolisme mencakup sintesis (anabolisme) dan penguraian (katabolisme) molekul organik kompleks. Metabolisme biasanya terdiri atas tahapan-tahapan
yang melibatkan enzim, yang dikenal pula sebagai jalur
metabolisme.. .
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
Ø
Apa sajakah jenis-jenis metabolisme?
Ø
Bagaimanakah cara kerja dari tiap metabolisme?
C. Tujuan Penulisan
Penulisan
ini bertujuan untuk mengetahui apa manfaat dan peran metabolisme.
D. Manfaat Penulisan
Penulisan
ini memberikan beberapa manfaat terutama dalam aspek akademis dimana masyarakat
dapat mengetahui apa sajakah jenis-jenis metabolisme.
BAB
II
PEMBAHASAN
1.Metabolisme
Metabolisme adalah pertukaran zat antara suatu
sel atau suatu organisme secara keseluruhan dengan zat antara suatusel atau
organisme secara keseluruhan dengan lingkungannya.Metabolisme berasal dari kata
Yunani“Metabole” berarti perubahan. Metabolisme kadang juga
diartikan pertukaran zat antara satu sel atau secara keseluruhan dengan
lingkungannya. Salah satu aktivitas protoplasma yang penting adalah pembentukan
sel baru dengan cara pembelahan. Sebelum sel melakukan pembelahan, maka
protoplasma akan aktif mengumpulkan serta mensintesa karbohidrat, protein,
lemak dan banyak lagi senyawa kompleks yang merupakan bagian dari protoplasma
dan dinding sel. Bahan dasar untuk sintesa senyawa organic tersebut adalah
unsur-unsur organic yang diserap oleh akar dan gula yang dibentuk dari karbon
dioksida dan air pada proses fotosintesa (asimilasi karbon).
Metabolisme adalah segala proses reaksi kimia yang terjadi didalam tubuh
makhluk hidup, mulai makhluk hidup bersel satu hingga yang memiliki susunan
tubuh kompleks seperti manusia. Dalam hal ini, makhluk hidup mendapat, mengubah
dan memakai senyawa kimia dari sekitarnya untuk mempertahankan hidupnya.
meliputi proses sintesis
(anabolisme) dan penguraian (katabolisme) senyawa atau komponen dalam sel
hidup. Semua reaksi metabolisme dikatalis oleh enzim. Hal lain yang Metabolisme
penting dalam metabollisme adalah perenannya dalam penawar racun atau
detoksifikasi.
Proses metabolisme yang terjadi didalam sel merupakan aktivitas yang
sangat terkoordinasi, melibatkan kerjasama berbagai system enzim yang
mengkatalis reaksi-reaksi secara bertahap dan memerlukan pengaturan metabolic
untuk mengendalikan mekanisme reaaksinya.
Bagi organisme hidup memiliki 3
fungsi spesifik, yaitu :
- Untuk memperoleh energi kimia dalam bentuk ATP dari hasil degradasi zat-zat makanan yang kaya energi yang berasal dari lingkungan.
- Untuk mengubah molekul zat-zat makanan (nutrisi) menjadi perkursor unit pembangun bagi biomolekul sel.
- Untuk menyusun unit-unit pembangun menjadi protein, asam nikleat, lipida, polisakarida, dan komponen sel lain. Untuk membentuk dan merombak biomolekul.
Peran
Metabolisme
Metabolisme berperan mengubah
zat-zat makanan seperti: glukosa, asam amino,
dan asam lemak menjadi
senyawa-senyawa yang diperlukan untuk proses
kehidupan seperti: sumber energi
(ATP). Energi antara lain berguna untuk aktivitas
otot, sekresi kelenjar,
memelihara membran potensial sel saraf dan sel otot,
sintesis substansi sel. Zat-zat
lain yang berasal dari protein berguna untuk
pertumbuhan dan reparasi jaringan
tubuh. Hasil metabolisme tersebut kemudian
dimanfaatkan oleh tubuh untuk
berbagai keperluan antara lain: sumber energi,
menggangti jaringan yang rusak,
pertumbuhan, dsb.
Metabolisme adalah seluruh reaksi
biokimiawi yang terjadi di dalam sel tubuh
makhluk hidup. Metabolisme dapat
dibedakan menjadi 2 (dua) macam proses yaitu
anabolisme (penyusunan) dan
katabolisme (penguraian). Anabolisme adalah
sintesis makromolekul seperti
protein, polisakarida, dan asam nukleat dari bahanbahan
yang kecil. Proses sintesis demikian tidak dapat
berlangsung tanpa adanya
masukan energi. Secara langsung atau tidak langsung,
ATP merupakan sumber energi bagi semua aktifitas anabolik di dalam sel.
Metabolisme memerlukan keberadaan enzim agar prosesnya berjalan cepat. Hasil
proses metabolism berupa energi dan zat-zat lain yang diperlukan oleh tubuh.
Metabolisme Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber utama
energi dan panas tubuh. Karbohidrat merupakan sumber utama energi dan panas
tubuh.
Karbohidrat sebagian besar dalam
bentuk glukosa (sekitar 80%), lainnya dalam
bentuk fruktosa dan galaktosa.
Fruktosa dan galaktosa setelah diserap akan
segera diubah menjadi glukosa,
hanya sedikit yang tetap dalam bentuk fruktosa
dan galaktosa.
Glukosa dalam darah masuk lewat
vena porta hepatica kemudian masuk ke sel
hati. Selanjutnya glukosa diubah
menjadi glikogen (glikogenesis). Sebaliknya, jika
tubuh kekurangan glukosa, maka
glikogen akan segera diubah lagi menjadi
glukosa (glikogenolisis). Hal ini
dapat terjadi di hati karena hati memiliki kedua
enzim yang berperan dalam
katabolisme maupun anabolisme karbohidrat.
Glukagon berperan merangsang
proses glikogenolisis dan glukoneogenesis. Insulin
berperan untuk meningkatkan
sintesis glikogen.
Perpindahan
Glukosa Lewat Membran Sel
Molekul glukosa setelah berada
pada cairan jaringan (interseluler) tidak serta merta
dapat melewati membran sel yang
bersifat selektif permiabel bagi glukosa. Glukosa
dapat masuk ke dalam sitoplasma
melalui mekanisme difusi fasilitasi dengan
menggunakan bantuan (difasilitasi) oleh protein karier yang dirangsang oleh
hormon insulin (kemampuannya 10
kali lipat bila dibanding tanpa ada insulin).
Sedangkan disakarida tidak dapat
masuk ke dalam sel.
Regulasi Kadar Glukosa Darah
Kadar glukosa darah dipengaruhi
oleh beberapa faktor sebagai berikut: Jumlah dan
jenis makanan, kecepatan digesti
makanan, ekskresi, latihan (olah raga), kondisi
psikologis, dan reproduksi.
Faktor-faktor tersebut mempengaruhi baik secara
terpisah (sendiri-sendiri) atau
bersamaan terhadap proses fisiologis yang mengatur
kadar glukosa darah. Jika makanan
terbatas, maka latihan mampu menurunkan
kadar glukosa darah. Penurunan
kadar glukosa darah dikenali oleh sel α pankreas
menghasilkan hormon glukagon yang
merangsang sel hati membesaskan glukosa
dari glikogen sehingga kadar gula
darah kembali normal. Sebaliknya oleh sesuatu
hal (makanan) kadar gula darah naik, maka sel β
pankreas menghasilkan insulin berperan meningkatkan pengambilan glukosa dari
darah ke dalam sel hati dan sel lainnya, sehingga kadar glukosa darah kembali
ke normal.
Glikogenesis
Glukosa setelah masuk ke dalam
sel akan bergabung dengan gugus posfat radikal
menjadi Glu-6-P (Posforilasi):
Posforilasi glukosa tersebut
bersifat reversibel. Glu-6-P dapat langsung digunakan
untuk sumber energi atau disimpan
dalam bentuk glikogen. Jika konsumsi
karbohidrat berlebihan sehingga
intake glukosa melimpah sedangkan
pembongkaran glukosa untuk sumber
tenaga berkurang, maka glukosa akan
diubah menjadi glikogen
(glikogenesis). Glikogenesis diregulasi oleh insulin.
Pembentukan glikogen dapat
terjadi di semua sel tubuh terutama di hati dan otot
(5-8 % dari seluruh sel). Selain
itu, glukosa dapat dipecah menjadi asetil Ko-A
kemudian diubah menjadi lemak
yang kemudian disimpan di dalam hati dan
jaringan adiposa (lemak) terutama
di peritoneum.
Glikolisis
Proses ini disebut respirasi
anaerob (glykolisis anaerob). Ada
2 (dua) jalur yaitu:
1. Jalur Embden Meyerhof
2. Heksosamonoposfat shunt
Asam piruvat selanjutnya akan
mengalami beberapa kemungkinan diubah menjadi:
1. Asam laktat dengan
menghasilkan 2 mol ATP. Peristiwa ini meningkat pada
saat tubuh kekurangan oksigen,
misalnya pada saat latihan atau bekerja terlalu
keras. Asam laktat yang
dihasilkan ini dapat menurunkan pH yang akan mempengaruhi daya hidup sel.
2. Asetaldehida kemudian menjadi
alkohol. Proses ini disebut fermentasi (hanya
terjadi pada bakteri, jamur dan
tumbuhan).
3. Asetil Ko-A selanjutnya siklus
Kreb’s dan transport electron menjadi ATP.
Glikogenolysis
Pada saat seseorang berpuasa atau sedang melakukan aktivitas (latihan olahraga,
bekerja) yang berlebihan akan
menyebabkan turunnya kadar glukosa darah
menjadi 60 mg/100ml darah.
Glukoneogenesis
Apabila ketersediaan glukosa
tidak tercukupi, maka lemak dan protein akan diubah
menjadi asetil koenzim A (Asetil
Ko-A) sehingga dapat masuk ke siklus Kreb's.
Peristiwa pembentukan glukosa
dari asam amino dan asam lemak disebut
glukoneogenesis.
Respirasi
(Okisidasi) Seluler
Glukosa di dalam sel dipecah
secara oksidasi dengan menggunakan molekul
oksigen menjadi karbondioksida
(CO2), air (H2O), energi (ATP), dan panas. Jika
kadar oksigen tercukupi, maka asam piruvat
selanjutnya akan diubah menjadi asetil koenzim A (Asetil Ko-A) sehingga dapat
masuk ke siklus Kreb's, atau setelah menjadi asetil Ko-A kemudian masuk ke
dalam siklus Kreb's dengan menghasilkan NADH (nicotin amid dinucleotid),
FAD (Flavin adenin dinucleotid), ATP (adenosine trifosfat), CO2 dan H2O.
Peristiwa ini terjadi di dalam mitokondria atau sering disebut respirasi
seluler.
Transport electron: mengubah NADH
dan FADH menjadi ATP di dalam membran
dalam mitokondria. Satu mol
glukosa akan menghasilkan sebanyak 36 mol ATP
(netto). Satu mol glukosa (180 gr
glukosa) menghasilkan 686.000 kalori setara 36
ATP. Selain dari glukosa, ATP
dapat dihasilkan dari pemecahan asam lemak dan
asam amino.
Organ-organ yang terlibat dalam metabolisme karbohidrat.
1. Hati (hepar/liver) merupakan organ homeostatik yang berperan penting dalam menjaga kadar gula darah (KGD) agar tetap berada pada kondisi serasi dan seimbang (homeostasis).
. Selain itu,
hati juga memiliki fungsi lain
sebagai berikut:
·
Sintesis protein dan degradasi serta
pembentukan urea dari nitrogen
2) Sintesis, penyimpanan dan penggunaan lipid
2) Sintesis, penyimpanan dan penggunaan lipid
·
Pembentukan empedu untuk digesti lemak
·
Inaktivasi
senyawa kimia, detoksifikasi racun oleh sel retikuloendothelial
·
(SER)
·
Absorpsi
dan penyimpanan zat anti-anemik yang penting untuk pematangan
·
(maturasi)
eritrosit.
2. Pankreas merupakan organ yang
memiliki kemampuan sebagai eksokrin
maupun endokkrin. Bagian endokrin
kelenjar pankreas yakni bagian pulau
Langerhans tersusun atas sel α dan
sel β yang berperan menghasilkan hormon
yang mengontrol metabolisme
karbohidrat yaitu:
1) Glukagon, disekresikan oleh
sel α (alfa) pankreas, berperan sebagai faktor
hiperglikemik artinya sebagai
faktor yang menyebabkan meningkatnya kadar
glukosa darah. Karena glukagon
berperan merangsang proses
glikogenolisis dan
glukoneogenesis. Glukagon bersifat lebih poten dari pada
epinefrin.
2) Insulin, disekresikan oleh sel
β (beta) pankreas, merupakan faktor
hipoglikemik artinya sebagai
faktor yang menyebabkan penurunan kadar
glukosa darah. Insulin berperan
untuk meningkatkan sintesis glikogen.
4. Medulla adrenal tersusun atas
sel kromafin yang berperan menghasilkan
hormon epinefrin (adrenalin) atau
disebut juga katekolamin.
total konsumsi oksigen meningkat
sampai 30%. Misalnya pada pelari maraton,
epinefrin akan mempengaruhi kerja
jantung dan sirkulasi, sehingga
meningkatkan jumlah denyut
jantung dan tekanan darah dengan mengubah
diameter arteriole akibatnya
darah dari viscera akan berpindah ke kulit dan otot,
sehingga metabolisme di otot
meningkat. Mekanismenya sbb.:
·
Glukosa
dibebaskan dari timbunan (cadangan) glikogen melalui mekanisme
·
glikogenolisis
di hati
·
Sekresi
insulin dihambat
·
Penurunan
kadar gula darah secara langsung merangsang saraf sympatis
·
yang
menginervasi medulla adrenal untuk mensekresikan epinefrin
·
Epinefrin akan meningkatkan
glikogenolisis pada otot dan hati sehingga meningkatkan kadar gula darah
kemudian glukosa-6-posfat
·
Apabila kebutuhan glukosa telah
tercukupi, maka akan terjadi hiperglikemi, kemudian akan terjadi glikogenesis,
sekresi insulin meningkat dan sekresi epinefrin dihambat.
4. Kelenjar tiroid (thyroid)
Kelenjar tiroid mensekresikan hormon tiroksin yang berperan untuk meningkatkan metabolisme terutama oksidasi seluler.
Kelenjar tiroid mensekresikan hormon tiroksin yang berperan untuk meningkatkan metabolisme terutama oksidasi seluler.
Metabolisme
Lemak
Unsur lemak dalam makanan (dietary
lipids) yang memiliki peranan penting dalam
proses fisiologis adalah:
trigliserida (TG), posfolipid (PL), dan kolesterol (Kol).
Trigliserida terusun
atas asam lemak (free fatty acids, FFA) dan gliserol.
Kolesterol kebanyakan
berasal dari kolesterol hewan, sedangkan kolesterol
dari tumbuhan sukar diserap usus.
Kolesterol dalam makanan (hewani)
terutama berasal dari otak,
kuning telur, hati, dan lemak hewan lainnya.
Kolesterol makanan dalam wujud
sebagai kolesterol ester.
Asam lemak setelah diserap oleh
sel mukosa usus halus dengan cara difusi,
kemudian di dalam sel mukosa asam
lemak dan gliserol mengalami resintesis
(bergabung lagi) menjadi
trigliserida. Kolesterol juga mengalami reesterifikasi
menjadi ester kolesterol.
Trigliserida dan ester kolesterol bersatu diselubungi oleh
protein menjadi kilomikron (chylomicron).
Protein penyusun selubung kilomikron
disebut apoprotein. Selubung
protein berfungsi mencegah antarmolekul lemak
bersatu dan membentuk bulatan
besar yang dapat mengganggu sirkulasi darah.
Kilomikron keluar dari sel mukosa
usus secara eksositosis (kebalikan dari
pinositosis) kemudian diangkut lewat sistem limfatik (ductus thoracicus → cysterna
chili) dan
selanjutnya masuk ke dalam sirkulasi darah (vena subclavia). Kadar
kilomikron dalam plasma darah meningkat
2 - 4 jam setelah makan. Kilomikron di
dalam pembuluh darah dihidrolisis
oleh enzim lipase endotel menjadi menjadi asam
lemak (FFA) dan gliserol. FFA
dibebaskan dari kilomikron dan selanjutnya disimpan
dalam jaringan lemak (adipose
tissue) atau jaringan perifer. Kilomikron yang telah
kehilangan asam lemak dengan
demikian banyak mengandung kolesterol dan tetap
berada di dalam sirkulasi disebut
chylomicron remnant (sisa kilomikron) dan
akhirnya menuju ke hati yang
selanjutnya didegradasi di dalam lisosom.
Sedangkan gliserol langsung
diabsorpsi ke pembuluh darah porta hepatica.
Pengangkutan
Asam Lemak dan Kolesterol
Pengangkutan asam lemak dan
kolesterol dapat dibedakan menjadi 2 jalur:
1. Tahap pengangkutan asam lemak
dan kolesterol dari usus ke hati dalam bentuk
kilomikron (eksogenus). Dalam
sirkulasi darah, TG yang terdapat dalam
kilomikron dihidrolisis menjadi
asam lemak (FFA) dan gliserol oleh enzim lipase
yang dihasilkan oleh permukaan
endotel pembuluh darah. Namun demikian,
tidak semua TG dapat dihidrolisis
secara sempurna. Asam lemak bebas (FFA)
yang dihasilkan kemudian dibawa
ke dalam jaringan lemak (adipose tissue)
selanjutnya mengalami
reesterifikasi menjadi TG, atau FFA tetap berada di
plasma berikatan dengan albumin.
Selain itu, FFA juga diambil oleh sel hati, sel
otot rangka, dan sel otot
jantung. Di jaringan tersebut, FFA digunakan sebagai
sumber energi, atau disimpan
dalam bentuk lemak netral (trigliserida).
2. Tahap pengangkutan asam lemak
dan kolesterol dari hati ke seluruh tubuh
dalam bentuk lipoprotein
(endogenus). Di hati, asam lemak diresintesis menjadi
TG yang kemudian bergabung dengan
kolesterol, posfolipid, dan protein
menjadi very low density lipoprotein (VLDL).
Fungsi VLDL adalah untuk mengangkut (transpor) TG dari hati ke seluruh jaringan
tubuh. Selain dalam bentuk VLDL, TG juga diedarkan ke seluruh tubuh dalam
bentuk intermedier density lipoprotein (IDL), low density
lipoprotein (LDL), dan high density lipoprotein (HDL).
Pembebasan asam lemak dari VLDL dengan cara hidrolisis oleh enzim lipase
memerlukan heparin (sebagai kofaktor). VLDL yang telah kehilangan FFA berubah
menjadi IDL. IDL setelah dihidrolisis oleh lipase akan kehilangan asam lemak
kemudian berubah menjadi LDL. LDL memberikan kolesterol ke jaringan untuk
sintesis membran sel dan hormon steroid. IDL memberikan posfolipid melalui
enzim lecithin cholesterol acyltransferase (LCAT) mengambil kolesterol
ester yang dibentuk dari kolesterol di HDL.Sel-sel hati dan kebanyakan jaringan
memiliki reseptor LDL yang terdapat pada membran sel yang berperan menangkap
LDL kemudian LDL secara endositosis masuk ke dalam sel tersebut. Reseptor
tersebut mengenali komponen apoprotein B-100 dari LDL. Jika LDL banyak,
maka LDL juga diambil oleh makrofag (MQ),sehingga MQ penuh dengan kolesterol
membentuk sel busa (foam sel), hal ini biasanya terjadi pada lesi
atherosklerotik. IDL memberikan posfolipid melalui enzim lecithin
cholesterol acyltransferase (LCAT) mengambil kolesterol ester yang dibentuk
dari kolesterol di HDL. Peran utama HDL adalah pertukaran kolesterol dan
esterifikasi HDL lewat LCAT kolesterol ester yang ditransfer ke IDL dan kembali
lagi ke LDL.
Pemanfaatan Asam Lemak
Asam lemak oleh hati dimanfaatkan
sebagai:
1. Di dalam mitokondria jaringan
lemak atau di hati, asam lemak dan gliserol
bergabung membentuk lemak netral
(TG) kemudian disimpan sebagai
cadangan energi.
2. Dipecah menjadi
asetil-koenzim-A (Asetil Co-A) yang kemudian masuk ke
dalam siklus Kreb’s diubah
menjadi sumber energi (glukoneogenesis). Selain
itu, asetil Co-A juga dapat
digunakan untuk pembentukan kolesterol.
3. Di berbagai jaringan tepatnya
di dalam mitokondria dan mikrosoma, asetil Co-A
diubah menjadi trigliserida untuk
disimpan sebagai lemak jaringan atau dapat
juga diubah menjadi protein (asam
amino).
Metabolisme FFA
FFA dibawa ke hati dan jaringan
lemak dalam bentuk kilomikron atau dari hati ke
jaringan dalam bentuk VLDL. FFA
juga disintesis di depot lemak dimana ia
disimpan. FFA di plasma berikatan
dengan albumin. FFA merupakan sumber
energi utama bagi berbagai organ
terutama jantung dan kemungkinan juga otak.
Oksidasi FFA akan menghasilkan
energi, panas, CO2 , dan H2O
Suplai FFA ke jaringan diatur oleh 2 lipase yaitu
lipase endotel yang terdapat pada permukaan endotel kapiler yang berperan
menghidrolisis TG di KM atau VLDL menjadi FFA dan gliserol. FFA kemudian
dibentuk kembali (resintesis) menjadi TG baru di dalam sel lemak. Hormon
sensitif lipase intraseluler (HSLI) dari jaringan adiposa berperan
mengkatalisis pemecahan simpanan TG mejadi FFA dan gliserol,kemudian FFA yang
terbentuk masuk ke dalam sirkulasi berikatan dengan albumin.
Hormon sensitif lipase dibentuk
lewat cAMP dan selanjutnya protein kinase-A.
Adenilat siklase di dalam membran
sel lemak diaktifkan oleh glukagon dan juga
oleh NE dan epinefrin lewat
reseptor β-adrenergik. ACTH, TSH, LH, serotonin
dan
vasopresin meningkatkan lipolisis
lewat cAMP. Insulin dan PGE menurunkan
aktifitas HSL dengan menghambat
pembentukan cAMP. HSL meningkat karena
puasa dan stress, turun karena
makan dan insulin. Sebaliknya makan, puasa dan
stres menurunkan aktivitas
lipoprotein lipase.
Mekanisme β-Oksidasi
Asam Lemak
Oksidasi asam lemak terjadi di
dalam mitokondria. Asam lemak bergabung dengan
carnitin (derivat lysin) menembus
membran mitokondria mengalami β-oksidasi
menghasilkan 2 karbon dengan
menghasilkan banyak energi. Beta oksidasi terjadi
di hati dan jaringan lemak.
Oksidasi terjadi pada atom C kedua dari gugus karboksil
(rantai C beta). Pada setiap
setiap oksidasi akan kehilangan 2 atom C untuk
menghasilkan 1 mol asetil Co-A.
Sebagai perbandingan, katabolisme 1 mol asam
lemak (mengandung 6 atom C)
menghasilkan 44 mol ATP, sedangkan 1 mol
glukosa (juga mengandung 6 atom
C) hanya menghasilkan 36 mol ATP, berarti
oksidasi asam lemak menjadi
energi sangat efisien. Jika asetil Co-A dari asam
piruvat mencukupi untuk sumber
energi, maka asetil Co-A akan diubah menjadi
asam lemak sebagai cadangan
sumber energi.
Benda Keton
Perubahan asam lemak menjadi energi akan menghasilkan benda keton yang
terdiri atas:
1. Asetoasetat
2. β-hidroksi
butirat, dan
3. Aseton.
Jika perombakan lemak menjadi
benda keton meningkat, maka akan menimbulkan
ketosis yaitu menumpuknya benda
keton dalam darah. Biasanya hal ini terjadi pada
orang kelaparan atau mogok makan
terlalu lama. Jika pemasukan asetil Co-A ke
siklus Krebs menurun karena
penurunan suplai produk metabolisme glukosa atau
suplai asetil Co-A meningkat,
maka asetil Co-A terakumulasi sehingga
menyebabkan benda keton meningkat
di hati, sirkulasi, dan kemudian akan terjadi
ketosis. Tiga kondisi yang
menyebabkan suplai gukosa intraseluler berkurang yaitu
puasa, kencing manis, dan diet
kurang karbohidrat tetapi tinggi lemak. Glukosa
disebut faktor antiketogenik
karena pemberian glukosa menghambat pembentukan
benda keton.
Di berbagai jaringan asetil Co-A
mengalami perubahan menjadi asetoasetil Co-A.
Di hati karena memiliki enzim
deacylase, asetoasetil Co-A diubah menjadi
asetoasetat. Asam β-keto
ini selanjutnya akan diubah menjadi β-OH butirat dan
aseton, masuk sirkulasi karena
sulit di metabolisme di hati, maka dikeluarkan lewat
urin dan pernafasan. Kadar benda
keton pada kondisi normal adalah 1 mg/dL.
Lemak Seluler
Lemak seleuler ada 2 macam yaitu:
1. Lemak sruktural adalah lemak yang menyusun membran sel dan bagian-bagian sel lainnya.
2. Lemak netral (trigliserida) adalah lemak yang disimpan dalam jaringan lemak (depot lemak). Lemak netral ini dapat dimobilisasi jika diperlukan misalnya pada saat menjalani puasa. Pada orang dengan berat badan normal, depot lemak kurang lebih 10% dari berat tubuh. Di depot lemak, glukosa dimobilisir menjadi asam lemak dan lemak netral.
Lemak seleuler ada 2 macam yaitu:
1. Lemak sruktural adalah lemak yang menyusun membran sel dan bagian-bagian sel lainnya.
2. Lemak netral (trigliserida) adalah lemak yang disimpan dalam jaringan lemak (depot lemak). Lemak netral ini dapat dimobilisasi jika diperlukan misalnya pada saat menjalani puasa. Pada orang dengan berat badan normal, depot lemak kurang lebih 10% dari berat tubuh. Di depot lemak, glukosa dimobilisir menjadi asam lemak dan lemak netral.
Fungsi Lemak
1. Untuk cadangan energi setelah
KH
2. Sebagai insulansi tubuh untuk
mencegah kehilangan panas tubuh.
Lemak Coklat (Brown Fat)
Banyak dijumpai pada saat bayi,
sedangkan pada orang tua hanya sedikit.
Letaknya di dekat scapula,
pembuluh darah aorta torakalis dan abdominalis. Lemak
coklat banyak mengandung
mitokondria. Untuk perpindahan proton sehingga
menghasilkan ATP (posporilasi
oksidatif). Diinervasi dan diregulasi oleh saraf
simpatis (NE) melalui reseptor β-adrenergik
untuk meningkatkan lipolisis dan
selanjutnya merangsang oksidasi
asam lemak menjadi energi dan panas tubuh.
Fungsi lemak coklat terutama
untuk menghasilkan panas tubuh untuk adaptasi
terhadap suhu dingin dan reaksi
spesifik setelah makan (specific dynamic action,
SDA).
Regulasi Metabolisme Kolesterol
Kadar kolesterol dalam sel
berperan menghambat biosintesis kolesterol dengan
cara menghambat aktivitas enzim
HMG Co-A reduktase sehingga menghambat
sintesis reseptor LDL dan
merangsang esterifikasi kolesterol. Pada kondisi
seimbang (steady internal
state), antara kolesterol yang masuk lewat makanan dan
yang disintesis oleh hati
seimbang dengan kolesterol yang digunakan atau
dikeluarkan dari tubuh.
Kolesterol yang keluar dari sel diabsorpsi ke dalam HDL
yang disintesis di usus dan hati.
Kolesterol dalam tubuh digunakan
untuk:
1. Biosintesis hormon steroid
seperti: hormon adrenal oleh kortek adrenal,
hormon seks oleh gonade.
2. Biosintesis garam empedu oleh
hati.
3. Bersama dengan posfolipid
berperan sebagai komponen penting membran sel.
Biosintesis Kolesterol di Hati
Kolesterol dapat disintesis di
hati dari asetat yang diregualsi oleh enzim HMG CoA
reduktase. Enzim HMG CoA
reduktase berperan mengubah β-OH-β-methylglutaril
Co-A menjadi asam mevalonat.
Kolesterol bersifat menghambat HMG Co-A
reduktase sehingga jika
kolesterol dalam makanan meningkat, maka sintesis
kolesterol di hati menurun dan
sebaliknya.
Kolesterol plasma menurun oleh
hormon tiroid yang menigkatkan reseptor LDL dan
oleh estrogen yang menurunkan LDL
dan menigkatkan HDL. Plasma kolesterol
meningkat karena absorpsi empedu
dan DM yang tidak terkontrol.
Dosis tinggi niacin menurunkan
LDL dan meningkatkan HDL. Obat penghambat
HMG Co-A reduktase dapat
menurunkan kolesterol seperti; compactin, mevinolin,dan
derivatnya.
Metabolisme Protein
Protein tersusun atas sejumlah
asam amino yang membentuk suatu untaian
(polimer) dengan ikatan peptida.
Selain itu, protein juga memiliki gugus amina (-
NH2) dan gugus karboksil (-COOH).
Berdasarkan banyaknya asam amino dapat
dibedakan menjadi:
1. Peptida jika terdiri atas
untaian pendek asam amino (2 - 10 asam amino).
2. Polipeptida jika terdiri atas
10 - 100 asam amino.
3. Protein jika terdiri atas
untaian panjang lebih dari 100 asam amino.
Beberapa jenis protein antara
lain:
1. Glikoprotein yaitu protein
yang mengandung karbohidrat.
2. Lipoprotein yaitu protein yang
mengandung lipid.
Asam Amino
Esensial
Asam amino esensial adalah
golongan asam amino yang harus tersedia dalam diet
karena tidak dapat disintesis
oleh tubuh, sedangkan asam amino non-esensial
adalah golongan asam amino yang
dapat disintesis oleh tubuh (dalam hati).
Terdapat 8 jenis asam amino
esensial yaitu:
1. Isoleucin
2. Leucin
3. Lysin
4. Phenylalanine
5. Threonine
6. Tryptophan
7. Valine, dan
8. Methionin; mengandung unsur
sulfur (S).
Manfaat dan
Fungsi Asam Amino
Protein dalam tubuh digunakan
untuk keperluan:
1. Pembentukan jaringan baru
seperti: rambut, kuku.
2. Mengganti jaringan yang rusak
seperti: pengelupasan mukosa usus.
3. Mengganti asam amino yang
hilang misalnya lewat urin.
4. Mensintesis asam amino
non-esensial dengan menggabungkan asam keto
melalui proses transaminasi oleh
hati.
5. Mensintesis molekul fungsional
seperti; hormon, enzim dsb.
Intake protein dalam diet
digunakan untuk mengganti protein dan asam
amino yang hilang. Keseimbangan
nitrogen tercapai manakala jumlah
nitrogen dalam urin sama dengan
jumlah nitrogen dalam protein yang
dimakan. Pada individu normal,
jika intake protein meningkat, maka
deaminasi meningkat dan ekskresi
urea juga meningkat sehingga terjadi
keseimbangan nitrogen. Akan
tetapi, jika pada kondisi sekresi hormon
katabolitik dari kortek adrenal
meningkat atau insulin menurun atau saat
puasa, maka nitrogen yang hilang
lebih besar dari intake, akibatnya
kesimbangan nitrogen menjadi
negatif.
Asam amino selanjutnya digunakan
untuk: Biosintesis protein tubuh di dalam
ribosom.
Mengganti jaringan yang rusak.
Jika diperlukan dapat diubah menjadi sumber
energi.
Mekanisme Transaminasi
Transaminasi adalah proses
perubahan asam amino menjadi jenis asam amino
lain. Proses transaminasi
didahului oleh perubahan asam amino menjadi bentuk
asam keto, secara skematik
digambarkan sebagai berikut:
Transaminasi terjadi pada
berbagai jaringan. Selain itu, transaminasi juga
terjadi di dalam sirkulasi darah
akibat adanya kerusakan pada jaringan karena
proses patologik, sebagai contoh
SGOT (serum glutamic-oxaloacetic transaminase)
yang meningkat akibat infark
miokard (kerusakan otot jantung karena adanya
sumbatan pembuluh darah yang
mensuplai kebutuhan otot jantung).
Mekanisme Deaminasi
Deaminasi oksidatif adalah proses
pemecahan (hidrolisis) asam amino menjadi
asam keto dan ammonia (NH4
+), secara skematik digambarkan
sebagai berikut:
Deaminasi menghasilkan 2 senyawa
penting yaitu senyawa nitrogen dan
nonnitrogen.
1. Senyawa nonnitrogen yang
mengandung gugus C, H, dan O selanjutnya
diubah menjadi asetil Co-A untuk
sumber energi melalui jalur siklus Kreb’s
atau disimpan dalam bentuk
glikogen.
2. Senyawa nitrogen dikeluarkan
lewat urin setelah diubah lebih dahulu
menjadi ureum (diagram 2).
Proses deaminasi kebanyakan
terjadi di hati, oleh karena itu pada
gangguan fungsi hati (liver)
kadar NH3 meningkat. Pengeluaran (ekskresi)
urea melalui ginjal dikeluarkan
bersama urin.
Kreatin dan
Kreatinin
Kreatin disintesis di hati dari
asam amino methionin, glisin, dan arginin. Di otot
skelet, kreatin mengalami
posforilasi menjadi posfokreatin yang merupakan sumber
energi penting di otot skelet.
ATP yang berasal dari proses glikolisis dan posforilasi
oksidatif. ATP bereaksi dengan
kreatin membentuk ADP dan sejumlah besar
posfokreatin.
Kreatinin dalam urin berasal dari
pemecahan posfokreatin. Kreatinuria secara
normal dapat terjadi pada
anak-anak, wanita selama mengandung dan setelah
melahirkan. Pada laki-laki sangat
jarang terjadi kecuali pada kondisi kerja yang
berlebihan. Kreatinuria pada
laki-laki biasanya terjadi akibat kelaparan,
tirotoksikosis, DM yang tidak
terkontrol, dan kerusakan otot (myopati).
Asam Urat
Asam urat berasal dari basa nitrogen penyusun asam
nukleat (RNA dan DNA) yaitu
purin dan pirimidin. Asam nukleat dalam makanan setelah di digesti, kemudian diabsorpsi dan sebagian besar purin dan pirimidin dimetabolisme oleh hati. Purinsebagian kecil dikeluarkan lewat urin terutama setelah diubah menjadi asam urat. Kadar asam urat normal dalam darah adalah 4 mg/dL (0,24 mmol/L). Di ginjal asam urat difiltrasi, kemudian 98% direabsorpsi dan sisanya 2% diekskresikan.Penimbunan asam urat di persendian, ginjal, dan atau jaringan lainnya akan menimbulkan nyeri sendi atau disebut gout. Persendian yang biasanya terkena adalah metatarsophalangeal (ibu jari kaki). Ada 2 jenis gout yaitu:
1. Gout primer terjadi karena abnormalitas enzim yang menyebabkan produksi asam urat meningkat.
2. Gout sekunder karena penurunan ekskresi asam urat atau kenaikan produksi asam urat karena meningkatnya penghancuran sel darah putih yang banyak mengandung asam urat seperti penyakit ginjal, leukemia, dan pneumonia.
3. Penurunan ekskresi asam urat karena pengobatan biasanya dengan diuretik thiazide, colchicine, dan atau obat antiinflamasi nonsteroid.Glukoneogenesis: Perubahan Protein sebagai Sumber Energi. Protein dapat digunakan sebagai sumber energi setelah mengalami proses deaminasi di hati.Perombakan protein menjadi sumber energi disebut mekanisme glukoneogenesis.Senyawa nonnitrogen yang mengandung atom C, H, dan O diubah menjadi asetil Co-A untuk sumber energi.
purin dan pirimidin. Asam nukleat dalam makanan setelah di digesti, kemudian diabsorpsi dan sebagian besar purin dan pirimidin dimetabolisme oleh hati. Purinsebagian kecil dikeluarkan lewat urin terutama setelah diubah menjadi asam urat. Kadar asam urat normal dalam darah adalah 4 mg/dL (0,24 mmol/L). Di ginjal asam urat difiltrasi, kemudian 98% direabsorpsi dan sisanya 2% diekskresikan.Penimbunan asam urat di persendian, ginjal, dan atau jaringan lainnya akan menimbulkan nyeri sendi atau disebut gout. Persendian yang biasanya terkena adalah metatarsophalangeal (ibu jari kaki). Ada 2 jenis gout yaitu:
1. Gout primer terjadi karena abnormalitas enzim yang menyebabkan produksi asam urat meningkat.
2. Gout sekunder karena penurunan ekskresi asam urat atau kenaikan produksi asam urat karena meningkatnya penghancuran sel darah putih yang banyak mengandung asam urat seperti penyakit ginjal, leukemia, dan pneumonia.
3. Penurunan ekskresi asam urat karena pengobatan biasanya dengan diuretik thiazide, colchicine, dan atau obat antiinflamasi nonsteroid.Glukoneogenesis: Perubahan Protein sebagai Sumber Energi. Protein dapat digunakan sebagai sumber energi setelah mengalami proses deaminasi di hati.Perombakan protein menjadi sumber energi disebut mekanisme glukoneogenesis.Senyawa nonnitrogen yang mengandung atom C, H, dan O diubah menjadi asetil Co-A untuk sumber energi.
2. Anabolisme
Anabolisme adalah
lintasan metabolisme yang menyusun beberapa senyawa organik sederhana menjadi
senyawa kimia atau molekul kompleks. Proses ini membutuhkan energi dari luar. Energi
yang digunakan dalam reaksi ini dapat berupa energi cahaya ataupun energi
kimia. Energi tersebut, selanjutnya digunakan untuk mengikat senyawa-senyawa
sederhana tersebut menjadi senyawa yang lebih kompleks. Jadi, dalam proses ini
energi yang diperlukan tersebut tidak hilang, tetapi tersimpan dalam bentuk
ikatan-ikatan kimia pada senyawa kompleks yang terbentuk.
Anabolisme meliputi tiga
tahapan dasar. Pertama, produksi prekursor seperti asam amino, monosakarida,
dan nukleotida. Kedua, adalah aktivasi senyawa-senyawa tersebut menjadi bentuk
reaktif menggunakan energi dari ATP. Ketiga, penggabungan prekursor
tersebut menjadi molekul kompleks, seperti protein, polisakarida, lemak, dan
asam nukleat.
Anabolisme yang menggunakan energi cahaya dikenal dengan fotosintesis, sedangkan anabolisme yang menggunakan energi kimia dikenal dengan kemosintesis.
Anabolisme yang menggunakan energi cahaya dikenal dengan fotosintesis, sedangkan anabolisme yang menggunakan energi kimia dikenal dengan kemosintesis.
Hasil-hasil anabolisme
berguna dalam fungsi yang esensial. Hasil-hasil tersebut misalnya glikogen dan
protein sebagai bahan bakar dalam tubuh, asam nukleat untuk pengkopian
informasi genetik. Protein, lipid, dan karbohidrat menyusun struktur tubuh
makhluk hidup, baik intraselular maupun ekstraselular. Bila sintesis
bahan-bahan ini lebih cepat dari perombakannya, maka organisme akan tumbuh.
FOTOSINTESIS
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia
pembentukan zat makanan atau energi yaitu glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa
jenis bakteri dengan menggunakan zat hara, karbondioksida, dan air serta
dibutuhkan bantuan energi cahaya matahari. Hampir semua makhluk hidup
bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya
fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga
berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi.
Organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos berarti cahaya)
disebut sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan salah satu
cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi. Cara lain yang ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah melalui kemosintesis, yang dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang.
cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi. Cara lain yang ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah melalui kemosintesis, yang dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang.
Daun tempat
berlangsungnya fotosintesis. Proses fotosintesis
tidak dapat berlangsung pada setiap sel, tetapi hanya pada sel yang mengandung pigmen
fotosintetik. Sel yang tidak mempunyai
pigmen fotosintetik ini tidak mampu melakukan proses fotosintesis. Pada
percobaan Jan Ingenhousz, dapat diketahui bahwa intensitas cahaya mempengaruhi
laju fotosintesis pada tumbuhan. Hal ini dapat terjadi
karena perbedaan energi yang dihasilkan oleh setiap spektrum cahaya. Di samping
adanya perbedaan energi tersebut, faktor lain yang menjadi pembeda adalah
kemampuan daun dalam menyerap berbagai spektrum cahaya yang berbeda tersebut.
Perbedaan kemampuan daun dalam menyerap berbagai spektrum cahaya tersebut
disebabkan adanya perbedaan jenis pigmen yang terkandung pada jaringan
daun.
Di dalam daun terdapat mesofil yang terdiri atas jaringan bunga karang dan jaringan pagar. Pada kedua jaringan ini, terdapat kloroplas yang mengandung pigmen hijau klorofil. Pigmen ini merupakan salah satu dari pigmen fotosintesis yang berperan penting dalam menyerap energi matahari. Kloroplas terdapat pada semua bagian tumbuhan yang berwarna hijau, termasuk batang dan buah yang belum matang. Di dalam kloroplas terdapat pigmen klorofil yang berperan dalam proses fotosintesis. Kloroplas mempunyai bentuk seperti cakram dengan ruang yang
disebut stroma. Stroma ini dibungkus oleh dua lapisan membran. Membran stroma ini disebut tilakoid, yang didalamnya terdapat ruang-ruang antar membran yang disebut lokuli.
Di dalam daun terdapat mesofil yang terdiri atas jaringan bunga karang dan jaringan pagar. Pada kedua jaringan ini, terdapat kloroplas yang mengandung pigmen hijau klorofil. Pigmen ini merupakan salah satu dari pigmen fotosintesis yang berperan penting dalam menyerap energi matahari. Kloroplas terdapat pada semua bagian tumbuhan yang berwarna hijau, termasuk batang dan buah yang belum matang. Di dalam kloroplas terdapat pigmen klorofil yang berperan dalam proses fotosintesis. Kloroplas mempunyai bentuk seperti cakram dengan ruang yang
disebut stroma. Stroma ini dibungkus oleh dua lapisan membran. Membran stroma ini disebut tilakoid, yang didalamnya terdapat ruang-ruang antar membran yang disebut lokuli.
Di dalam stroma juga terdapat lamela-lamela yang
bertumpuk-tumpuk membentuk grana (kumpulan granum). Granum sendiri terdiri atas
membran tilakoid yang merupakan tempat terjadinya reaksi terang dan ruang
tilakoid yang merupakan ruang di antara membran tilakoid. Bila sebuah granum
disayat maka akan dijumpai beberapa komponen seperti protein, klorofil a,
klorofil b, karetonoid, dan lipid. Secara keseluruhan, stroma berisi protein,
enzim, DNA, RNA, gula fosfat, ribosom, vitamin-vitamin, dan juga ion-ion logam
seperti mangan (Mn), besi (Fe),
maupun perak (Cu). Pigmen fotosintetik terdapat pada membran tilakoid. Sedangkan, pengubahan energi cahaya menjadi energi kimia berlangsung dalam tilakoid dengan produk akhir berupa glukosa yang dibentuk di dalam stroma. Klorofil sendiri sebenarnya hanya merupakan sebagian dari perangkat dalam fotosintesis yang dikenal sebagai fotosistem.
maupun perak (Cu). Pigmen fotosintetik terdapat pada membran tilakoid. Sedangkan, pengubahan energi cahaya menjadi energi kimia berlangsung dalam tilakoid dengan produk akhir berupa glukosa yang dibentuk di dalam stroma. Klorofil sendiri sebenarnya hanya merupakan sebagian dari perangkat dalam fotosintesis yang dikenal sebagai fotosistem.
Fotosintesis Tumbuhan
Tumbuhan bersifat autotrof. Autotrof artinya
dapat mensintesis makanan langsung dari senyawa anorganik. Tumbuhan menggunakan
karbon dioksida dan air untuk menghasilkan gula dan oksigen yang diperlukan
sebagai makanannya. Energi untuk menjalankan proses ini berasal dari
fotosintesis. Perhatikan persamaan reaksi yang menghasilkan glukosa
berikut ini:
6H2O + 6CO2 + cahaya → C6H12O6
(glukosa) + 6O2
Glukosa dapat digunakan
untuk membentuk senyawa organik lain seperti selulosa dan dapat pula digunakan
sebagai bahan bakar. Proses ini berlangsung melalui respirasi seluler yang
terjadi baik pada hewan maupun tumbuhan.
Secara umum reaksi yang terjadi pada respirasi seluler berkebalikan dengan
persamaan di atas. Pada respirasi, gula (glukosa) dan senyawa lain akan
bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan karbon dioksida, air, dan energi
kimia. Tumbuhan menangkap cahaya menggunakan pigmen yang disebut klorofil.
Pigmen inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil terdapat dalam
organel yang disebut kloroplas. klorofil menyerap cahaya yang akan digunakan
dalam fotosintesis.
Meskipun seluruh bagian tubuh tumbuhan yang berwarna hijau mengandung kloroplas, namun sebagian besar energi dihasilkan di daun. Di dalam daun terdapat lapisan sel yang disebut mesofil yang mengandung setengah juta kloroplas setiap milimeter perseginya. Cahaya akan melewati lapisan epidermis tanpa warna dan yang transparan, menuju mesofil, tempat terjadinya sebagian besar proses fotosintesis. Permukaan daun biasanya dilapisi oleh kutikula dari lilin yang bersifat anti air untuk mencegah terjadinya penyerapan sinar matahari ataupun penguapan air yang berlebihan.
Meskipun seluruh bagian tubuh tumbuhan yang berwarna hijau mengandung kloroplas, namun sebagian besar energi dihasilkan di daun. Di dalam daun terdapat lapisan sel yang disebut mesofil yang mengandung setengah juta kloroplas setiap milimeter perseginya. Cahaya akan melewati lapisan epidermis tanpa warna dan yang transparan, menuju mesofil, tempat terjadinya sebagian besar proses fotosintesis. Permukaan daun biasanya dilapisi oleh kutikula dari lilin yang bersifat anti air untuk mencegah terjadinya penyerapan sinar matahari ataupun penguapan air yang berlebihan.
Proses Fotosintesis
Proses fotosintesis
sangat kompleks karena melibatkan semua cabang ilmu pengetahuan alam utama,
seperti fisika, kimia, maupun biologi sendiri. Pada tumbuhan, organ utama
tempa berlangsungnya fotosintesis adalah daun. Namun secara umum, semua sel yang memiliki kloroplas
berpotensi untuk melangsungkan reaksi ini. Di organel inilah tempat
berlangsungnya fotosintesis, tepatnya pada bagian stroma. Hasil fotosintesis
(disebut fotosintat) biasanya dikirim ke jaringan-jaringan terdekat terlebih
dahulu.
Pada dasarnya, rangkaian reaksi fotosintesis dapat dibagi menjadi dua bagian utama: reaksi terang (karena memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak memerlukan cahaya tetapi memerlukan karbon dioksida).
Pada dasarnya, rangkaian reaksi fotosintesis dapat dibagi menjadi dua bagian utama: reaksi terang (karena memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak memerlukan cahaya tetapi memerlukan karbon dioksida).
Reaksi Terang
Reaksi terang terjadi pada grana (tunggal:
granum), sedangkan reaksi gelap terjadi di dalam stroma. Dalam reaksi terang,
terjadi konversi energi cahaya menjadi energi kimia dan menghasilkan oksigen
(O2). Reaksi terang adalah proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi NADPH2.
Reaksi ini memerlukan molekul air dan cahaya matahari. Proses diawali dengan
penangkapan foton oleh pigmen sebagai antena.
Reaksi terang melibatkan dua fotosistem yang
saling bekerja sama, yaitu fotosistem I dan II. Fotosistem I (PS I) berisi
pusat reaksi P700, yang berarti bahwa fotosistem ini optimal menyerap cahaya
pada panjang gelombang 700 nm, sedangkan fotosistem II (PS II) berisi pusat
reaksi P680 dan optimal menyerap cahaya pada panjang gelombang 680 nm.
Mekanisme reaksi terang
diawali dengan tahap dimana fotosistem II menyerap cahaya matahari sehingga
elektron klorofil pada PS II tereksitasi dan menyebabkan muatan menjadi tidak
stabil. Untuk menstabilkan kembali, PS II akan mengambil elektron dari molekul H2O
yang ada disekitarnya. Molekul air akan dipecahkan oleh ion mangan (Mn) yang
bertindak sebagai enzim. Hal ini akan mengakibatkan pelepasan H+ di lumen
tilakoid. Dengan menggunakan elektron dari air, selanjutnya PS II akan
mereduksi plastokuinon (PQ) membentuk
PQH2. Plastokuinon merupakan molekul kuinon yang terdapat pada membran lipid bilayer tilakoid. Plastokuinon ini akan mengirimkan elektron dari PS II ke suatu pompa H+ yang disebut
PQH2. Plastokuinon merupakan molekul kuinon yang terdapat pada membran lipid bilayer tilakoid. Plastokuinon ini akan mengirimkan elektron dari PS II ke suatu pompa H+ yang disebut
sitokrom b6-f kompleks. Reaksi keseluruhan yang
terjadi di PS II adalah: 2H2O + 4 foton + 2PQ + 4H- → 4H+ + O2 +
2PQH2
Sitokrom b6-f kompleks berfungsi untuk membawa elektron dari PS II ke PS I dengan mengoksidasi PQH2 dan mereduksi protein kecil yang sangat mudah bergerak dan mengandung tembaga, yang dinamakan plastosianin (PC). Kejadian ini juga menyebabkan terjadinya pompa H+ dari stroma ke membran tilakoid. Reaksi yang terjadi pada sitokrom b6-f kompleks adalah: 2PQH2 + 4PC(Cu2+) → 2PQ + 4PC(Cu+) + 4 H+ (lumen).
Sitokrom b6-f kompleks berfungsi untuk membawa elektron dari PS II ke PS I dengan mengoksidasi PQH2 dan mereduksi protein kecil yang sangat mudah bergerak dan mengandung tembaga, yang dinamakan plastosianin (PC). Kejadian ini juga menyebabkan terjadinya pompa H+ dari stroma ke membran tilakoid. Reaksi yang terjadi pada sitokrom b6-f kompleks adalah: 2PQH2 + 4PC(Cu2+) → 2PQ + 4PC(Cu+) + 4 H+ (lumen).
Reaksi Terang dari
fotosintesis dalam membran Tilakoid
Elektron dari sitokrom
b6-f kompleks akan diterima oleh fotosistem I. Fotosistem ini menyerap energi
cahaya terpisah dari PS II, tapi mengandung kompleks inti terpisahkan, yang
menerima elektron yang berasal dari H2O melalui kompleks inti PS II lebih dahulu.
Sebagai sistem yang bergantung pada cahaya, PS I berfungsi mengoksidasi
plastosianin tereduksi dan memindahkan elektron ke protein Fe-S larut yang
disebut feredoksin. Reaksi keseluruhan pada PS I adalah: Cahaya + 4PC(Cu+) +
4Fd(Fe3+) → 4PC(Cu2+) + 4Fd(Fe2+) Selanjutnya elektron dari feredoksin
digunakan dalam tahap akhir pengangkutan elektron untuk mereduksi NADP+ dan
membentuk NADPH. Reaksi ini dikatalisis dalam stroma oleh enzim
feredoksin-NADP+ reduktase. Reaksinya adalah: 4Fd (Fe2+) + 2NADP+ + 2H+ → 4Fd
(Fe3+) + 2NADPH Ion H+ yang telah dipompa ke dalam membran tilakoid akan masuk
ke dalam ATP sintase. ATP sintase akan menggandengkan pembentukan ATP dengan
pengangkutan elektron dan H+ melintasi membran tilakoid. Masuknya H+ pada ATP
sintase akan membuat ATP sintase bekerja mengubah ADP dan fosfat anorganik (Pi)
menjadi ATP. Reaksi keseluruhan yang terjadi pada reaksi terang adalah sebagai
berikut: Sinar + ADP + Pi + NADP+ + 2H2O → ATP + NADPH + 3H+ + O2. Sedangkan dalam reaksi
gelap terjadi seri reaksi siklik yang membentuk gula dari
bahan dasar CO2 dan energi (ATP dan NADPH). Energi yang digunakan dalam reaksi gelap ini diperoleh dari reaksi terang.
bahan dasar CO2 dan energi (ATP dan NADPH). Energi yang digunakan dalam reaksi gelap ini diperoleh dari reaksi terang.
Pada proses reaksi gelap
tidak dibutuhkan cahaya matahari. Reaksi gelap bertujuan untuk mengubah senyawa
yang mengandung atom karbon menjadi molekul gula. Dari semua radiasi matahari
yang dipancarkan, hanya panjang gelombang tertentu yang dimanfaatkan tumbuhan
untuk proses fotosintesis, yaitu panjang gelombang yang berada pada kisaran
cahaya tampak
(380-700 nm). Cahaya tampak terbagi atas cahaya merah (610 - 700 nm), hijau kuning (510 - 600 nm), biru (410 - 500 nm) dan violet (< 400 nm).[20] Masing-masing jenis cahaya berbeda pengaruhnya terhadap fotosintesis. Hal ini terkait pada sifat pigmen penangkap cahaya yang bekerja dalam fotosintesis. Pigmen yang terdapat pada membran grana menyerap cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu. Pigmen yang berbeda menyerap cahaya pada panjang gelombang yang berbeda. Kloroplas mengandung beberapa pigmen. Sebagai contoh, klorofil a terutama menyerap cahaya biru-violet dan merah. Klorofil b menyerap cahaya biru dan oranye dan memantulkan cahaya kuning-hijau. Klorofil a berperan langsung dalam reaksi terang, sedangkan klorofil b tidak secara langsung berperan dalam reaksi terang. Proses absorpsi energi cahaya menyebabkan lepasnya elektron berenergi tinggi dari klorofil a yang selanjutnya akan disalurkan dan ditangkap oleh akseptor elektron. Proses ini merupakan awal dari rangkaian panjang reaksi fotosintesis.
(380-700 nm). Cahaya tampak terbagi atas cahaya merah (610 - 700 nm), hijau kuning (510 - 600 nm), biru (410 - 500 nm) dan violet (< 400 nm).[20] Masing-masing jenis cahaya berbeda pengaruhnya terhadap fotosintesis. Hal ini terkait pada sifat pigmen penangkap cahaya yang bekerja dalam fotosintesis. Pigmen yang terdapat pada membran grana menyerap cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu. Pigmen yang berbeda menyerap cahaya pada panjang gelombang yang berbeda. Kloroplas mengandung beberapa pigmen. Sebagai contoh, klorofil a terutama menyerap cahaya biru-violet dan merah. Klorofil b menyerap cahaya biru dan oranye dan memantulkan cahaya kuning-hijau. Klorofil a berperan langsung dalam reaksi terang, sedangkan klorofil b tidak secara langsung berperan dalam reaksi terang. Proses absorpsi energi cahaya menyebabkan lepasnya elektron berenergi tinggi dari klorofil a yang selanjutnya akan disalurkan dan ditangkap oleh akseptor elektron. Proses ini merupakan awal dari rangkaian panjang reaksi fotosintesis.
Reaksi Gelap (Siklus Calvin) dan fiksasi karbon
Reaksi gelap
terjadi pada stroma
kloroplas yang dapat (bukan harus) berlangsung dalam gelap, karena
enzim-enzim untuk fiksasi CO2 pada stroma kloroplas tidak
memerlukan cahaya tetapi membutuhkan ATP dan NADPH yang menghasilkan dari
reaksi terang. Reaksi gelap pada tumbuhan dapat terjadi melalui
dua jalur, yaitu siklus Calvin-Benson dan siklus Hatch-Slack. Pada siklus
Calvin-Benson tumbuhan mengubah senyawa ribulosa 1,5 bisfosfat menjadi senyawa
dengan jumlah atom karbon tiga yaitu senyawa 3-phosphogliserat. Oleh karena
itulah tumbuhan yang menjalankan reaksi gelap melalui jalur ini dinamakan
tumbuhan C-3. Penambatan CO2
sebagai sumber karbon pada tumbuhan ini dibantu oleh enzim rubisco. Tumbuhan yang reaksi gelapnya mengikuti jalur Hatch-Slack disebut tumbuhan C-4 karena senyawa yang terbentuk setelah penambatan CO2 adalah oksaloasetat yang memiliki empat atom karbon. Enzim yang berperan adalah phosphoenolpyruvate carboxilase.
sebagai sumber karbon pada tumbuhan ini dibantu oleh enzim rubisco. Tumbuhan yang reaksi gelapnya mengikuti jalur Hatch-Slack disebut tumbuhan C-4 karena senyawa yang terbentuk setelah penambatan CO2 adalah oksaloasetat yang memiliki empat atom karbon. Enzim yang berperan adalah phosphoenolpyruvate carboxilase.
Mekanisme siklus Calvin-Benson dimulai dengan
fiksasi CO2 oleh ribulosa difosfat karboksilase (RuBP) membentuk
3-fosfogliserat. RuBP merupakan enzim alosetrik yang distimulasi oleh tiga
jenis perubahan yang dihasilkan dari pencahayaan kloroplas. Pertama, reaksi
dari enzim ini distimulasi oleh peningkatan pH. Jika kloroplas diberi cahaya,
ion H+
ditranspor dari stroma ke dalam tilakoid menghasilkan peningkatan pH stroma yang menstimulasi enzim karboksilase, terletak di permukaan luar membran tilakoid. Kedua, reaksi ini distimulasi oleh Mg2+, yang memasuki stroma daun sebagai ion H+, jika kloroplas diberi cahaya. Ketiga, reaksi ini distimulasi oleh NADPH, yang dihasilkan oleh fotosistem I selama pemberian cahaya.
ditranspor dari stroma ke dalam tilakoid menghasilkan peningkatan pH stroma yang menstimulasi enzim karboksilase, terletak di permukaan luar membran tilakoid. Kedua, reaksi ini distimulasi oleh Mg2+, yang memasuki stroma daun sebagai ion H+, jika kloroplas diberi cahaya. Ketiga, reaksi ini distimulasi oleh NADPH, yang dihasilkan oleh fotosistem I selama pemberian cahaya.
Fiksasi CO2 ini
merupakan reaksi gelap yang distimulasi oleh pencahayaan kloroplas. Fikasasi
CO2 melewati proses karboksilasi, reduksi, dan regenerasi. Karboksilasi
melibatkan penambahan CO2 dan H2O ke RuBP membentuk dua molekul 3-fosfogliserat
(3-PGA). Kemudian pada fase reduksi, gugus karboksil dalam 3-PGA direduksi
menjadi 1 gugus aldehida dalam 3-fosforgliseradehida (3-Pgaldehida). Reduksi
ini tidak terjadi secara langsung, tapi gugus karboksil dari 3-PGA pertama-tama
diubah menjadi ester jenis anhidrida asam pada asam 1,3-bifosfogliserat
(1,3-bisPGA) dengan penambahan gugus fosfat terakhir dari ATP. ATP ini timbul
dari fotofosforilasi dan ADP yang dilepas ketika 1,3-bisPGA terbentuk, yang
diubah kembali dengan cepat menjadi ATP oleh reaksi fotofosforilasi tambahan.
Bahan pereduksi yang sebenarnya adalah NADPH, yang menyumbang 2 elektron.
Secara bersamaan, Pi dilepas dan digunakan kembali untuk mengubah ADP menjadi
ATP.
Pada fase regenerasi,
yang diregenerasi adalah RuBP yang diperlukan untuk bereaksi dengan CO2
tambahan yang berdifusi secara konstan ke dalam dan melalui stomata. Pada akhir
reaksi Calvin, ATP ketiga yang diperlukan bagi tiap molekul CO2 yang ditambat, digunakan untuk mengubah ribulosa-5-fosfat menjadi RuBP, kemudian daur dimulai lagi.
reaksi Calvin, ATP ketiga yang diperlukan bagi tiap molekul CO2 yang ditambat, digunakan untuk mengubah ribulosa-5-fosfat menjadi RuBP, kemudian daur dimulai lagi.
Tiga putaran daur akan menambatkan 3 molekul CO2
dan produk akhirnya adalah 1,3-Pgaldehida. Sebagian digunakan kloroplas untuk
membentuk pati, sebagian lainnya dibawa keluar. Sistem ini membuat jumlah total
fosfat menjadi konstan di kloroplas, tetapi menyebabkan munculnya triosafosfat
di sitosol. Triosa fosfat digunakan sitosol untuk membentuk sukrosa.
BAB III
KESIMPULAN
1. Metabolisme adalah pertukaran
zat antara suatu sel atau suatu organisme secara keseluruhan dengan zat antara
suatusel atau organisme secara keseluruhan dengan lingkungannya.
2.
Proses
metabolisme yang terjadi didalam sel
merupakan aktivitas yang sangat terkoordinasi, melibatkan kerjasama berbagai
system enzim yang mengkatalis reaksi-reaksi secara bertahap dan memerlukan
pengaturan metabolic untuk mengendalikan mekanisme reaaksinya.
3.
Metabolisme berperan mengubah zat-zat makanan
seperti: glukosa, asam amino,dan asam lemak menjadi senyawa-senyawa yang
diperlukan untuk proses
kehidupan seperti: sumber energi (ATP).
4
Anabolisme adalah lintasan metabolisme yang menyusun beberapa
senyawa organik sederhana menjadi senyawa kimia atau molekul kompleks.
5
Anabolisme meliputi tiga
tahapan dasar. Pertama, produksi prekursor seperti asam amino, monosakarida,
dan nukleotida. Kedua, adalah aktivasi senyawa-senyawa tersebut menjadi bentuk
reaktif menggunakan energi dari ATP. Ketiga, penggabungan prekursor
tersebut menjadi molekul kompleks, seperti protein, polisakarida, lemak, dan
asam nukleat.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous.
2009.Health Vitamin-Vitamin. http://blog.its.ac.id/dyah03tc. Diakses tanggal 10 Maret 2009.
Anonymous.2009.
Peran Adiponektin dalam Gangguan Metabolisme Lemak.http://multiply.com/
. Diakses tanggal 10 Maret 2009
Anonymous.2009.Anabolisme.http://bebas.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/Biologi%203.htm. Diakses tanggal 10 Maret 2009
Hendrotomo,
Muhardi. 2009. Pemberian Nutrisi Parenteral pada Penderita Gangguan Pencernaan.http://search.yahoo.com/search?fr=ytff-acd&p=&ei=UTF-8 . Diakses tanggal 10 Maret 2009
Misbah
Djalinz .2009. Pemberian Dini Makanan lewat Pipa pada Pasien Postoperasi
http://search.alot.com/web?q=&pr=tbar&src_id=11125&client_id=9878683f1c9898a8a42cacb8&camp_id=-1&install_time=2009-03- . Diakses tanggal 10 Maret 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar